Biaya Umroh Murah
Kami memiliki biaya umroh yang lebih murah dan terjangkau  

 

Persyaratan Paket Umroh
Berikut beberapa persyaratan, ssebelum mengikuti Umroh  

 

Jadwal Umroh
Berikut jadwal Umroh yang kami susun,Mulai berangkat dari Jakarta sampai Jakarta lagi  

 

Hubungi KamiKlik Disini
Anda merasa bingung tentang Umroh Hubungi kami, dengan senang hati Kami akan melayani pertanyaan Anda  

Tempat-tempat Bersejarah/Beribadah

Ka'bah
Ka'bah merupakan kiblat shalat umat Islam. Ka'bah yang berbentuk kubus ini merupakan bangunan utama di atas bumi yang digunakan untuk menyembah Allah subhanahu wa ta’ala. Sebagaimana firmanNya dalam Al Qur'an, yang artinya: "Sesungguhnya permulaan rumah yang dibuat manusia untuk tempat beribadah adalah rumah yang di Bakkah (Makkah), yang dilimpahi berkah dan petunjuk bagi alam semesta" (QS Ali 'Imran 90)

Ka'bah disebut juga Baitullah (Rumah Allah) atau Baitul 'Atiq (Rumah Kemerdekaan). Dibangun berupa tembok segi empat yang terbuat dari batu-batu besar yang berasal dari gunung-gunung di sekitar Mekah. Baitullah ini dibangun di atas fondasi yang kokoh

Dinding-dinding sisi Ka'bah ini diberi nama khusus yang ditentukan berdasarkan nama negeri ke arah mana dinding itu menghadap, terkecuali satu dinding yang diberi nama "Rukun Hajar Aswad". Adapun ke-4 dinding atau sudut (rukun) tersebut adalah: Sebelah Utara Rukun Iraqi (Irak), Sebelah Barat Rukun Syam (Suriah), Sebelah Selatan Rukun Yamani (Yaman) dan Sebelah Timur Rukun Hajar Aswad (Aswad)

Disunnahkan untuk meraba (mengusap) 2 dari 4 dinding atau sudut atau rukun, yaitu: Rukun Aswad (timur) dan Rukun Yamani (selatan). Seperti yang diriwayatkan dari Ibnu Umar, ia berkata: "Aku tidak pernah meninggalkan meraba kedua sudut ini, yaitu sudut Yamani dan sudut Hajar Aswad, semenjak kulihat Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam merabanya, baik dalam keadaan sempit (kesulitan) maupun dalam keadaan lapang (longgar)" (HR Muslim/2225). Atau, riwayat dari Ibnu Umar, ia berkata: "Tidak pernah aku meninggalkan dari menyentuh (mengusap) dua rukun ini (yang ada Al Hajar Al Aswad) baik dalam keadaan sulit maupun mudah semenjak aku melihat Nabi Shallallahu'alaihiwasallam mengusap keduanya", aku bertanya klepada Nafi': "Apakah Ibnu 'Umar radliallahu 'anhuma berjalan diantara dua rukun itu?", dia berkata: "Dia berjalan agar dapat lebih mudah untuk mengusapnya" (HR Bukhari/1503)

Ke-4 sisi Ka'bah ditutup dengan selubung yang dinamakan Kiswah. Sejak zaman nabi Ismail, Ka'bah sudah diberi penutup berupa Kiswah ini. Saat ini Kiswah tersebut terbuat dari sutra asli dan dilengkapi dengan kaligrafi dari benang emas. Dalam 1 tahun Ka'bah ini dicuci 2 kali, yaitu awal bulan Dzul Hijjah dan awal bulan Sya'ban. Kiswah diganti sekali dalam setahun

Masjidil Haram

Sebagai pusat kota Makkah adalah Masjid Al Haram, yang di dalamnya terdapat Ka'bah sebagai arah kiblat umat Islam pada waktu sholat. Masjid ini mula-mula dibangun secara permanen oleh Sayyidina Umar bin Al Khattab pada tahun 638 M

Dari masa ke masa Masjidil Haram selalu mengalami pembaharuan dan perluasan diprakarsai oleh raja-raja Islam yang memberi perhatian terhadap Masjidil Haram. Pembangunan besar-besaran dalam sejarah diprakarsai oleh Raja Fahd bin Abdul Aziz yang bergelar "Pelayan Dua Tanah Haram Makkah dan Madinah". (Dikatakan Tanah Haram karena Tanah ini diharamkan bagi umat lain, selain umat Muslim)

Saat ini luas Masjid Al Haram 328.000 meter persegi dan dapat menampung 730.000 jamaah dalam satu waktu sholat berjamaah. Masjid ini melingkari Ka'bah, maka pintunya banyak. Ada 4 pintu utama dan 45 pintu biasa yang biasanya buka 24 jam sehari. Keistimewaan Masjidil Haram banyak sekali. Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Shalat di masjidku lebih utama seribu kali dari shalat di masjid selainnya, kecuali masjidil haram. Dan shalat di masjidil haram lebih utama seratus ribu kali dari shalat di tempat selainnya" (HR Ibnu Majah/1396). Begitupun berdzikir, berdoa, bersedekah dan beramal baik lainnya, mestinya lebih baik di rumah Allah yang utama

Hajar Aswad

Hajar Aswad adalah batu berwarna hitam yang berada di sudut Tenggara Ka'bah, yaitu sudut dimana tempat Tawaf dimulai. Hajar Aswad merupakan batu yang diturunkan Allah subhanahu wa ta’ala dari Surga melalui malaikat Jibril. Hajar Aswad berupa kepingan batu yang terdiri dari delapan keping yang terkumpul dan direkat dengan lingkaran perak

Riwayat dari Abdullah bin Sajis, ia berkata: "Aku pernah melihat Al Ashla' alias Umar bin Al Khathab mencium Hajar Aswad dan ia pun berkata: "Demi Allah, aku benar-benar akan menciummu, meskipun aku tahu kamu hanyalah batu yang tidak dapat memberi madlarat dan tidak pula dapat memberi manfaat. Sekiranya aku tidak melihat Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menciummu, niscaya aku tidak akan menciummu" (HR Muslim/2230)

Jadi mencium Hajar Aswad bukanlah suatu kewajiban bagi umat Islam, tapi merupakan anjuran dan sunnah hukumnya. Maka kalau keadaan tidak memungkinkan karena penuhnya orang berdesakan, sebaiknya urungkan saja niat untuk mencium atau mengusap batu ini

Hijir Ismail
Hijir Ismail, berdampingan dengan Ka'bah dan terletak di sebelah utara Ka'bah, yang dibatasi oleh tembok berbentuk setengah lingkaran setinggi 1,5 meter. Hijir Ismail itu pada mulanya hanya berupa pagar batu yang sederhana saja, kemudian para Khalifah, Sultan dan Raja-raja yang berkuasa mengganti pagar batu itu dengan batu marmer

Hijir Ismail ini dahulu merupakan tempat tinggal Nabi Ismail, di situlah Nabi Ismail tinggal semasa hidupnya dan kemudian menjadi makam beliau dan juga ibunya. Hijir Ismail itu adalah termasuk dalam Ka'bah. Hal ini berdasar riwayat dari 'Aisyah radhiyallahu 'anhuma, ia berkata: "Aku bertanya Nabi shallallahu 'alaihi wasallam tentang Hijir Ismail, apakah termasuk baitullah?", Nabi menjawab: "Ya", Aku bertanya: "Mengapa para sahabat tidak memasukkannya dalam baitullah?", Nabi menjawab: "Kaummu dahulu kekurangan dana renovasi", Aku bertanya, "Lantas bagaimana pintunya ditinggikan?", Nabi menjawab: "Kaummu melakukan yang sedemikian untuk memasukkan siapa saja yang dikehendakinya, dan melarang siapa saja yang dikehendaki, kalaulah bukan karena kaummu yang baru saja masuk Islam sehingga aku khawatir hati mereka menolak, niscaya kumasukkan Hijir Ismail dalam Ka'bah, dan kuratakan pintunya dengan tanah" (HR Bukhari/6702 dan Muslim/2374)


Maqam Ibrahim
Maqam Ibrahim bukanlah kuburan Nabi Ibrahim 'alaihis salam sebagaimana dugaan atau pendapat sebagian orang. Maqam Ibrahim adalah batu pijakan pada saat Nabi Ibrahim membangun Ka'bah. Letaknya tidak jauh, hanya sekitar 3 meter dari Ka'bah dan terletak di sebelah timur Ka'bah.

Saat ini Maqam Ibrahim seperti terlihat pada foto di atas. Di dalam bangunan kecil ini terdapat batu tempat pijakan Nabi Ibrahim seperti dijelaskan di atas. Pada saat pembangunan Ka'bah batu ini berfungsi sebagai pijakan yang dapat naik dan turun sesuai keperluan nabi Ibrahim saat membangun Ka'bah. Bekas kedua tapak kaki Nabi Ibrahim masih nampak dan jelas dilihat

Atas perintah Khalifah Al Mahdi Al Abbasi, di sekeliling batu Maqam Ibrahim itu telah diikat dengan perak dan dibuat kandang besi berbentuk sangkar burung

Multazam
Multazam merupakan dinding Ka'bah yang terletak di antara Hajar Aswad dengan pintu Ka'bah










Mata Air Zamzam
Air Zamzam berasal dari mata air Zamzam yang terletak di bawah tanah, sekitar 20 meter di sebelah Tenggara Ka'bah. Mata air atau Sumur ini mengeluarkan Air Zamzam tanpa henti. Diamanatkan agar sewaktu minum air Zamzam harus dengan tertib dan membaca niat. Setelah minum air Zamzam kita menghadap Ka'bah

Sumur Zamzam mempunyai riwayat yang tersendiri. Sejarahnya tidak dapat dipisahkan dengan istri Nabi Ibrahim 'alaihis salam, yaitu Siti Hajar dan putranya Ismail 'alaihis salam. Sewaktu Ismail dan Ibunya hanya berdua dan kehabisan air untuk minum, maka Siti Hajar pergi ke Bukit Safa dan Bukit Marwah sebanyak 7 kali. Namun tidak berhasil menemukan air setetespun karena tempat ini hanya merupakan lembah pasir dan bukit-bukit yang tandus dan tidak ada air dan belum didiami manusia selain Siti Hajar dan Ismail


Shafa - Marwah
Shafa dan Marwah merupakan dua bukit yang terletak dekat dengan Ka'bah
Sejarah Shafa - Marwah tidak dapat dipisahkan dengan istri Nabi Ibrahim 'alaihis salam, yaitu Siti Hajar dan putranya Ismail 'alaihis salam. Sewaktu Ismail dan Ibunya hanya berdua dan kehabisan air untuk minum di lembah pasir dan bukit yang tandus, Siti Hajar pergi mencari air pulang pergi dari Bukit Shafa ke Bukit Marwah sampai 7 kali

Saat kali ke-7 (terakhir), ketika sampai di Marwah, tiba-tiba terdengar oleh Siti Hajar suara yang mengejutkan, lalu ia menuju ke arah suara itu. Alangkah terkejutnya, bahwa suara itu ialah suara air memancar dari dalam tanah dengan derasnya. Air itu adalah air Zamzam


Masjid Nabawi
Disebut Masjid Nabawi karena Nabi Muhammad shallallahu’alaihi wa sallam selalu menyebutnya dengan kalimat "Masjidku" pada setiap kali beliau menerangkan tentang sebuah masjid yang sekarang berada di pusat kota Madinah. Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Shalat di masjidku ini nilainya seribu kali lebih baik dibandingkan pada masjid lain kecuali pada Al Masjidil Haram" (HR Bukhari/1116 dan Muslim/2469)

Masjid ini didirikan oleh Rasul shallallahu’alaihi wa sallam dan sahabat-sahabat pada tahun pertama hijrah (622 M) seluas 1050 meter persegi, yaitu persis di sebelah barat rumah Rasul, yang sekarang rumah itu menjadi makam Rasul shallallahu’alaihi wa sallam dan termasuk dalam bangunan masjid

Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Tidaklah ditekankan untuk berziarah kecuali untuk mengunjungi tiga masjid, Masjid Ka'bah (Masjidil Haram), Masjidku (Masjid Nabawi) dan Masjid Iliya (Masjidil Aqsha)" (HR Bukhari/1115 dan Muslim/2476)


Makam Rasulullah
Makam (pusara) Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam terletak di sebelah Timur Masjid Nabawi. Di tempat ini dahulu terdapat dua rumah, yaitu rumah Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam bersama Aisyah dan rumah Ali dengan Fatimah

Sejak Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam wafat pada tahun 11 H (632 M), rumah Beliau terbagi dua, bagian arah kiblat (Selatan) untuk makam Rasulullah dan bagian Utara untuk tempat tinggal Aisyah

Sejak tahun 678 H (1279 M), di atasnya dipasang Kubah Hijau (Green Dome) dan sampai sekarang Kubah Hijau tersebut tetap ada. Jadi tepat di bawah Kubah Hijau itulah jasad Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam dimakamkan. Di situ juga dimakamkan kedua sahabat, Abu Bakar (Khalifah Pertama) dan Umar (Khalifah Kedua) yang dimakamkan di bawah kubah, berdampingan dengan makam Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam

Arafah
Arafah merupakan tempat yang sangat penting pada ibadah Haji, dimana di Arafah ini jamaah haji harus melakukan Wukuf yang merupakan rukun Haji dan tanpa melaksanakan Wukuf di Arafah maka hajinya tidak sah. Dan dapat dikatakan bahwa Wukuf di Arafah ini adalah Puncaknya Ibadah Haji

Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Haji itu (wuquf di) arafah, haji itu (wuquf di) arafah, haji itu (wuquf di) arafah, dan tiga hari di Mina, barangsiapa ingin cepat berangkat (dari Mina) sesudah dua hari, Maka tiada dosa baginya, dan barangsiapa yang ingin menangguhkan (keberangkatannya dari dua hari itu), maka tidak ada dosa pula baginya (QS Al Baqarah 203). Dan barangsiapa menjumpai Arafah sebelum terbit fajar, berarti ia menjumpai haji" (HR Abu Daud/1664, Tirmidzi/2901, Nasa'i/2994, Ibnu Majah/3006 dan Ahmad/18023)

Riwayat lain, dari Urwah, ia berkata, "Barangsiapa mendapatkan fajar dari malam Muzdalifah namun dia tidak melaksanakan wukuf di Arafah, maka dia telah kehilangan haji. Barangsiapa melaksanakan wukuf di Arafah sejak bermalam di Muzdalifah sebelum terbitnya fajar maka dia telah mendapatkan haji" (HR Malik/774)

Keadaan di Arafah ini merupakan replika di Padang Mahsyar saat manusia dibangkitkan kembali dari kematian oleh Allah subhanahu wa ta’ala. Saat itu semua manusia sama di hadapan Allah, yang membedakan hanyalah kualitas imannya

Wukuf artinya hadir dan berada di Arafah pada waktu tertentu. Adapun keutamaan Arafah adalah sebagaimana sabda Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam: "Tidak ada satu hari pun yang di hari itu Allah lebih banyak membebaskan hambaNya dari api neraka daripada hari 'Arafah, sebab pada hari itu Dia turun kemudian membangga-banggakan mereka di depan para malaikat seraya berfirman: "Apa yang mereka inginkan?" (HR Muslim/2402). Maka ketika wukuf di Arafah perbanyaklah Dzikir, Doa dan Taubat dengan khusyu' dan ikhlaskepada Allah subhanahu wa ta’ala

Arafah berjarak sekitar 25 km di sebelah Tenggara Makkah dan merupakan padang pasir yang amat luas dan di bagian belakang dikelilingi bukit-bukit batu yang membentuk setengah lingkaran. Saat ini sudah ditanami dengan pohon-pohon. Pada musim haji di bawah pohon-pohon inilah dipasang tenda. Bagi yang tidak kebagian tenda cukup berteduh di bawah pohon. Untuk mengurangi panas di setiap sekitar 20 meter dipasang pipa setinggi 6 meter yang di atasnya memancar air halus yang mirip gerimis, dengan tujuan menurunan suhu di sekitarnya. Pancaran air ini sangat bermanfaat dan dapat mengurangi banyaknya jamaah yang terkena high-stroke (tiba-tiba lemas karena matahari yang panas)


Muzdalifah
Setelah matahari terbenam (mulai masuk tanggal 10 Dzulhijah), dari Arafah berangkat ke Muzdalifah. Shalat Maghrib dan Isya dikerjakan di Muzdalifah dengan cara jama' takhir qashar

Muzdalifah terletak antara Arafah dan Mina. Disini jamaah haji bermalam (mabit) dan mengambil 70 atau 49 butir batu kecil untuk persiapan lempar jumroh di Mina. Shalat Subuh dilaksanakan berjamaah di Muzdalifah

Setelah shalat subuh, meninggalkan Muzdalifah menuju Mina untuk melakukan melempar jumroh. Bagi orang tua dan yang lemah/sakit boleh meninggalkan Muzdalifah di malam hari lewat tengah malam baru menuju Mina


Mina
Mina merupakan lokasi di Tanah Haram Makkah (Tanah yang diharamkan bagi orang selain Muslim). Mina didatangi oleh jamaah haji pada tanggal 8 Dzulhijah atau sehari sebelum wukuf di Arafah. Jamaah haji tinggal disini sehari semalam sehingga dapat melakukan sholat Dzuhur, Ashar, Maghrib dan Isya. Kemudian sebelum shalat Subuh tanggal 9 Dzulhijah, jamaah haji melakukan wukuf di Arafah. Amalan seperti ini dilakukan Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam saat berhaji dan hukumnya sunnah, artinya tanggal 9 Dzulhijah sebelum ke Arafah, tidak wajib bermalam di Mina

Jamaah haji datang lagi ke Mina setelah selesai melaksanakan Wukuf di Arafah. Jamaah haji ke Mina lagi karena para jamaah haji akan melempar jumroh. Di Mina ini, pada malam hari tidur dan pada siang hari melempar jumroh, yaitu tanggal 10, 11, 12 Dzulhijah bagi jamaah haji yang melaksanakan Nafar Awal atau tanggal 10, 11, 12, 13 dzulhijah bagi jamaah yang melaksanakan Nafar Tsani. Untuk tanggal di atas, amalan bermalam dan melempar jumroh merupakan amalan wajib haji (yang jika tidak dilakukan, harus membayar dam atau denda)


Tempat atau lokasi melempar jumrah terdapat di Mina, yaitu Jumrah Aqabah, Jumrah Wusta dan Jumrah Ula.
Mina juga merupakan tempat atau lokasi penyembelihan binatang kurban. Di Mina ada masjid Khaif, merupakan masjid dimana Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam melakukan shalat dan khutbah ketika berada di Mina saat melaksanakan ibadah Haji

0 komentar:

Posting Komentar